Sunday, October 27, 2013

Browse » home» » » » » » Gebrakan Besar Internet Via Satelit

Gebrakan Besar Internet Via Satelit


Broadband internet satelit akan mengalami gebrakan besar. HughesNet, salah satu raksasa penyedia layanan internet di AS, telah meluncurkan satelit generasi terbarunya. Satelit baru yang bernama Jupiter ini mampu mentransfer data lebih cepat dari satelit sebelumnya, Spaceway. Jaringan transpondernya sendiri dapat disewakan pada perusahaan lain.


Menurut sumber berita inilah, harga berlangganan dan kecepatan yang ditawarkan belum dipastikan, namun kecepatan mengunduh (download) diperkirakan 20 megabit per detik (Mbps), atau 10 kali lipat dari yang ada. HughesNet menjanjikan layanan itu akan diberikan dengan harga terjangkau. Hal ini menjadi berita baik bagi lebih dari 10 juta penduduk Amerika yang tidak memiliki akses internet kecepatan tinggi, di mana kecepatannya hanya sekitar 256 kilobite per detik. US Federal Communication Commission memberikan batas minimum kecepatan mengunduh 4 mbps dan unggah (upload) 1 mbps. HughesNet mengandalkan layanan itu untuk mencari pasar yang menguntungkan di aspek rumahan di luar area metropolitan. Dibandingkan dengan layanan lain, satelit internet memang pasar menguntungkan, karena baru memiliki satu juta pelanggan dan 1 persen dari pasar Internet broadband.

Sebaliknya, TV satelit telah memegang sepertiga pasar TV berbayar serta memiliki lebih dari 30 juta pelanggan. Sementara radio satelit memiliki sekitar 20 juta pendengar. Internet satelit tidak dapat bersaing dengan kecepatan broadband darat seperti kabel dan DSL (digital subscriber line). Sebaliknya, HughesNet sebagai penyedia terbesar layanan ini dan memiliki dari 550.000 pelanggan, serta kompetitor utamanya, WildBlue, menargetkan kepada pelanggan yang memiliki koneksi internet sangat lambat. Bagi banyak orang Amerika di lokasi pedesaan, dial-up yang ketinggalan zaman tetap satu-satunya pilihan untuk mengakses internet. Perusahaan kabel dan telepon yang merupakan penyedia broadband konvensional, seringkali menolak menambah infrastruktur broadband di daerah yang jarang penduduknya karena tidak menguntungkan secara bisnis, ujar wakil presiden divisi Amerika utara di Hughes Network System yang berbasis di Germantown, Peter Gulla.


Suatu persyaratan teknis untuk menyiapkan satelit Internet di rumah atau bisnis di Amerika Utara adalah mereka harus memiliki parabola untuk mengirim dan menerima sinyal, serta tidak ada halangan apapun ke arah langit selatan. Ini dikarenakan satelit berada dalam orbit geostasioner atau berada di posisi yang tepat, 36.000 km di atas khatulistiwa. Persyaratan ini adalah salah satu alasan lebih mengapa Internet satelit sulit digunakan untuk lanskap perkotaan. Jarak antara antena pengirim dan penerima yang merupakan syarat komunikasi satelit tetap menjadi isu utama dalam pengiriman internet dari langit. Meskipun sinyal muncul dengan kecepatan cahaya 299.792 km per detik, sistem sinyal tetap memakan waktu 250 milidetik. Selain itu, ada beberapa proses kecil yang harus dibenahi sehingga masih ada waktu yang menjadi beban.

Meskipun ada banyak masalah, Gulla melihat potensi pertumbuhan yang signifikan untuk internet satelit di Amerika Serikat. Ini cukup jelas mengingat mereka telah melakukan perjanjian peminjaman dengan bank senilai U$115 juta (Rp 1,04 triliun) untuk peluncuran internet satelit dan pesawat ruang angkasa. HughesNet menargetkan 14 juta penduduk yang tidak mendapatkan akses internet optimal dengan broadband darat. Pemerintah Amerika Serikat sendiri telah memprioritaskan akses internet broadband dengan menggelontorkan dana stimulus ke HughesNet sebesar US$58,7 juta (Rp534 miliar).

No comments:

Post a Comment